Pages - Menu

Selasa, 02 Oktober 2012

Festival Kue Bulan (Moon Cake)

Apa yang menarik untuk ditulis di blog? bingung nih... hmmmm... Berhubung kemarin tanggal 30 September 2012 ada perayaan FESTIVAL KUE BULAN, jadi kali ini bahas sejarah diadakannya festival ini deh. :D


Apa sih Festival Kue Bulan (Moon Cake) itu? 
mungkin ada yang belum tau. memang sih di Indonesia perayaan yg biasa kita tau adalah Imlek dan Cap Go Meh. d(==)b
Setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Festival Kue Bulan. Perayaan ini merupakan salah satu TRADISI PALING PENTING dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa.
Jika ditelusuri secara sejarah, perayaan ini sudah berlangsung kurang lebih 3.000 tahun lamanya, dimulai sejak zaman Dinasti Shang, dan lebih dikenal dengan nama Zhongqiu Jie (Mid-Autumn Festival), karena memang dirayakan pada saat pertengahan musim gugur. 
Kini di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛)yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).
Pada Hari Tiong Ciu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan disedikan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya, setelah bersembahyang kepada bulan, anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama.
Makan kue bulan atau Tiong Ciu Piah pada hari raya tersebut adalah adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan reuni keluarga

KUE BULAN
Sajian khas pada perayaan ini adalah Kue Bulan. Disebut dengan Kue Bulan, karena kue ini dibuat karena terinspirasi oleh kecantikan dan keindahan bulan purnama yang bulat dan berwarna kuning keemasan. Ketika bulan sudah terlihat diatas langit, semua anggota keluarga berkumpul bersama memandang keindahan bulan yang bulat sempurna sambil memakan kue bulan dan menikmati teh hangat.
Masyarakat Cina menyantap dan membagikan kue ini sebagai tanda syukur terhadap rejeki yang mereka terima sepanjang tahun ini. Dibalik rasa dan penampilannya yang manis, kue ini ternyata menyimpan cerita yang menarik. Versinya pun banyak sekali, hampir semuanya mengandung nilai filsafat yang tinggi.

1. Sejarah Perayaan Festival Kue Bulan
Pada zaman Dinasti Shang, leluhur bangsa China masih menganut kepercayaan panganisme dan memuja bulan. Pada tanggal 15 bulan 8, bulan terlihat paling indah dari dataran China. Festival ini dikenal juga dengan sebutan Perayaan Pertengahan Musim Gugur (Zhong Qiu Jie), karena tanggal 15 bulan 8 merupakan pertengahan musim gugur. Pada waktu ini, para petani dalam suasana hati senang dan santai, merayakan hasil panen mereka yang berlimpah.
Semua anggota keluarga berkumpul di halaman rumah, menyajikan kue, buah, dan sayuran hasil panen untuk memuja Dewi Bulan. Pertengahan Musim Gugur merupakan musim untuk berkumpul kembali bersama keluarga, disebut juga Bulan Yang Bulat Sempurna (Yue Yuan), keluarga pun berkumpul bersama (Ren Yuan).

2. Cerita Hou Yi dan Chang E
Suatu ketika di China ada 10 matahari yang bersinar bersamaan dan cuaca sangat panas dan mengakibatkan tanah kering, rumput dan tanaman mati dan sungai pun menjadi kering. Rakyat China menderita di mana-mana.
Pada masa itu, hiduplah seorang yang bernama Hou Yi, seorang pemanah yang kuat dan ia menjinjing busurnya kemudian memanah jatuh ke 9 matahari dan menyisakan 1 yang tetap bersinar menerangi bumi. Ia menyelamatkan banyak orang, Kaisar Langit sangat terkesan dan kemudian menganugrahi dia sebuah obat ramuan ajaib yang berkhasiatkan hidup abadi.

Tapi, Peng Meng, murid Hou Yi yang tamak menginginkan ramuan tsb. Saat Hou Yi meninggalkan rumah pergi berburu, Peng Meng dengan langkah mencuri-curi masuk ke rumah Houyi untuk mengambil obat tsb. Ia kemudian mendesak Chang’e, istri dari Hou Yi untuk menyerahkan obat tsb padanya. Dengan tidak rela dan terpaksa agar Peng Meng tidak mendapatkan obat tsb maka Chang’e meminum habis obat tsb dan seketika ia terbang ke atas langit dan hidup abadi di sana.

Ketika Houyi pulang mendapatkan istrinya telah tiada, ia pun menangis tak henti-hentinya dan menatap ke langit. Seketika itu, ia melihat sekilas bayangan istrinya di bulan. Ia pun bersumpah setia dan mempersembahkan kue dan buah-buahan di meja altar untuk menghormati istrinya.

3. Peringatan Pendirian Dinasti Ming
Pada tahun 1271-1368, dataran China dikuasai oleh bangsa Mongol dan mereka mendirikan Dinasti Yuan. Selama masa pemerintahan Dinasti Yuan, banyak terjadi pemberontakan yang hendak menggulingkan pemerintahan asing dan menegakkan kembali Dinasti Song yang merupakan dinasti orang Han. Namun semua usaha pemberontakan itu gagal.
Pada masa akhir Dinasti Yuan, ada seorang tua dari Dinasti Song, pada beberapa hari sebelum Hari Raya Zhong Qiu, menyebarkan desas-desus kemana-mana: Makanlah kue bulan pada Hari Raya Zhong Qiu, dengan demikian dapat terhindar dari wabah menular!
Sebenarnya ini merupakan sebuah siasat dari orang-orang yang setia kepada Dinasti Song dan hendak menggulingkan Dinasti Yuan. Karena desas desus itu, banyak orang yang membeli kue bulan.
Orang-orang yang setia kepada Dinasti Song ini secara khusus membuat kue bulan dalam jumlah yang sangat banyak dan mengedarkannya ke pasar-pasar. Didalam kue bulan tersebut sudah diselipkan secarik kertas yang bertuliskan “Bunuh orang Mongol pada bulan Purnama”
Dan 4 bulan kemudian, Dinasti Yuan berhasil digulingkan oleh Zhu Yuan Zhang yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar dan bergelar Ming Tai Zhu. Kemudian Ming Tai Zhu menjadikan kue bulan sebagai Peringatan Mendirikan Negara [Dinasti Ming = 1368 – 1644], dan menjadikan Hari Raya Zhong Qiu sebagai Hari Raya memulihkan kekuasaan Negara.(CC/berbagai sumber)




Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar