Pages - Menu

Senin, 01 Oktober 2012

Seniman Kaligrafi Terakhir

Judul Buku     : Seniman Kaligrafi Terakhir
Pengarang      : Yasmin Ghata
Penerbit          : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
Tahun Terbit  : 2004J
umlah Halaman: 179 


             Aku meninggal 26 April 1986 pada usia 83 tahun. Ketika itu Istambul sedang merayakan pesta di Emirgan . kematianku itu dilaporkan pagi itu juga oleh putraku. Nedim, ke kantor catatan sipil Bevierbey , dosa  yang seolah-olah duduk bersila diperbukitan pantai Asia Selat Bosphorus. Kepergianku tanpa basa basi sama seperti hidupku. Tak sedikitpun kematian membuatku takut, kematian hanya kejam terhada mereka yang takut kepadanya taka ada jeritan ataupun tangisan Kematianku selembut pucuk panda air yang dicelupkan ke dalam empat tinta, lebih cepat daripada tinta diserap kertas.  Demikianlah kata Rikkaf seniman kaligrafi Usman. Dengan suara mengalun antara kegelapan dan cahaya. Ketika ia mulai menulis kisah hidupnya. Pada tahun 1926 sebagai seorang gadis remaja ia sudah tahu bahwa tak sesuatupun dapat memalingkannya dari seni kaligrafi. Namun pada tahun yang sama,  Republik Turki memutuskan hubungan dengan Islam dan secara berangsur-angsur menghapuskan bahsa dan tulisan arab.dan menggantikannya dengan versi abjad  latin yang telah disesuaikan.Sebagai hamba Allah dan Periyan Sultan para juru tulis dipecat dan seklolah mereka diterantarkan. Di salah satu sekolah itu , si empu kaligrafi dua seeim bertema dengan Rikkza gadis yang bertugas menyediakan kertas dan kalam tajam kepada para seniman tua yang diremehkan oleh rezim baru, peristiwa bunuh diri seiim mengukir kesepakatan abadi anatara sang murid dan seni kaligrafi. Sebelum meninggal Seiim telah mewariskan kotak pena dan tinta emasnya kepada Rikkat. dan ia akan memberinya lebih banyak lagi selama kunjungan-kunjungannya yang lucu dan dari balik liang kubur.        
              Namun kecintaanya kepada kaligrafi menguasai Rikkaf dan sekaligus merampas nyaris segala yang dimilikinyakehidupannya sebagai istri  dan ibu hanyalah serangkaian perpisahan dan perlantaran perasaaanya senantiasa dicurahkan ke dalam kegiatan menulisseraya menyusupkan emosi ke dalam hiasan-hiasan huruf. sehingga menjadikannya seni abadi itu lebih manusiawi dan modern, suami member kami sebuah rumah sederhana yang terletak di sebelah bawah tempat tinggal keluarga. dahulu tempat itu didiami penjaga tanah milik kami dan kini menjadi gudang untuk menaruh mebel, peralatan dan bahan-bahan untuk mengail.   
            Suamiku tidak mengetahui pemberitaanku. sikapnya sama seperti ketikqa ia melihat kapal Soulet yang datang dari Laut Hitam .Ia membalikkan badan begitu mereka lewat di bawah jendela kami. kenangan membaur dalam kegelapan dalam keadaan amat galau. masa lalu kembali dalam kenanganku secara tak beraturan tanpamaku kuasa mencegahnya, mengapa pula aku harus merasakannyaketika saat-saat yang membahagiakan muncul lagi dipermukaan? khususnya masa awalku sebagai dosen di Akademi Kesenian, usiaku 30 tahun, 30 juga  jumlah murid di kelasku, kuliah pertama ku berikan pada bulan September antara sengatan hawa musim panas  dan kelembutan-kelembutan musim gugur.Pada suatu pagi Seiim tua menggantung diri dangn sorban hijau yang biasanya dililitkan di seputar pecinya. ia telah memilih cara yang jitu dengan menggunakan tangkai besi yang dipegang di jendela, pada wajahnya tak terlihat sedikitpun rasa karena tercekik. 

cuii alun sama berat dengan jelaga
empedu dua kali lipat kau tambah
getah tiga kali kau guna dan kekuatan tanganmu kau kerah 

Kata-kataku begitu membingungkan mereka sehingga mereka harus merunding dulu sebelum membuat keputusan. Satu-satunyta hal yangb mencemari kebahagiaanku adalah omongan suamiku yang mendesakku ketika sedang membereskan barang-barangnya . 
          Aku terkejut menemukan bungkusan yang ditujukan kepadaku. Dengan menggabungkan dunia kegiatan menulis yang kurang dikarenakan wilayah yang serba aneh dan mistik dengan Turki kontemporer yang terbuka akan pengaruh barat. Yasmin Ghata menulis sebuah roman perdana yang sekaligus klasik dan penuh ilham. ia lahir di Perancis tahun 1975, ia belajar sejarah Kesenian Islam sebelum bekerja sebagai pakar seni. Ia meninggal karena sesak nafas walaupun Nedim telah berupaya keras  dan menyulap pipa  sehingga pipa shisha rokokku menjadi selang oksigen agar ia tidak perlu ke rumah sakit. Seniman kaligfafi meninggal ketika mereka tidak dapat lagi mempercayai Tuhan. Koleksi kaligrafiku serta perasaanku telah ku wariskan kepada kebudayaan Republik Turki. Batu nisanku diukir dengan mewah, prasasti yang dikarang oleh Muhsin memuji-muji kesalehan dan bakatku sebagai seniman kaligrafi. Ia lupa menyebutkan kekuatan tanganku, kegigihannya menyelesaikan karya yang terbangun , terkadang tanganku mengeluh karena dilupakan, pujianku tidak berhasil menghiburnya, maka ia tidur lagi sambil menggerutu dengan kata-kata yang tidak dapat dimengerti, pena terjatuh dari tanganku, sebagai orang yang sudah mati untuk apa terus mendiskripsikan ketiadaaan, kekosongan dan kesenyapan. Bagaimana nasib setelah aku tidak ada. Tahun-tahun berlalu dan peralatan kerjaku semakin menolak tanganku, aku terlihat tua bagi mereka terlalu lanjut usia untuk memiliki mereka. 
             Ketika aku menggambar dengan orang ke kanan ibu jariku menghancurkannya menjadi abu, semua lumat begitu saja bersentuhan dengan jemariku. Aku kehilanagan iman gara-gara melanggar aturan, aku tidak takut lagi baik kepada Tuhan maupun kematian. Ornamen adalah tujuanhidupku garis-garis lengkung ynag ku buat menggambarkan motif geometris. hanya aku yang mengetahui rahasia. Gambar abstrak ,jangka yang terbuat sikat 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar