Pages - Menu

Senin, 01 Oktober 2012

Sepuluh Kebohongan Media Tentang ‘Israel’

Seorang jurnalis asal Belgia dan penulis buku “‘Israel’, Let’s Talk About It”, Michael Collon mengecam media Eropa yang telah beberapa dekade membohongi publik untuk mendukung ‘Israel’. Dalam bukunya, Collon menulis sepuluh kebohongan besar yang disebarkan oleh media barat tentang ‘Israel’. Berikut ini rinciannya:
  1. Kebohongan pertama adalah ‘Israel’ didirikan sebagai reaksi dari pembantaian terhadap Yahudi selama Perang Dunia II. Ini benar-benar salah. Faktanya, ‘Israel’ mendominasi proyek yang disetujui pada Kongres Zionis Pertama di Basel, Switzerland pada tahun 1897 ketika orang Yahudi memutuskan untuk menduduk Palestina.
  2. Orang Yahudi kembali ke tanah nenek moyangnya setelah mereka diusir pada tahun 70 M. Menurut Collon, ini adalah dongeng. Ia telah berbicara dengan sejarawan terkenal ‘Israel’, Shlomo Sand dan sejarawan lainnya tentang hal ini. Mereka yakin bahwa eksodus yang disebutkan ‘Israel’ tidak ada sehingga istilah kembali ke tanah nenek moyang juga tak ada artinya. Pada masa-masa itu, orang-orang yang tinggal di Palestina tidak meninggalkan tanah mereka. Mereka yang mengklaim ingin pulang ke tanah nenek moyangnya sebenarnya berasal dari Eropa Barat dan Timur serta Afrika Utara. Sand mengatakan bahwa bangsa Yahudi itu tidak ada. Orang-orang Yahudi tidak memiliki sejara bahasa ataupun kebudayaan. Satu-satunya yang mengakar bagi mereka adalah agama mereka. Tapi agama tidak membuat sebuah bangsa.
  3. Ketika para imigran Yahudi menduduki Palestina, tanah itu dalam keadaan kosong. Ini juga bohong karena terdapat data dari beberapa dokumen dan bukti bahwa pada abad ke-19, sejumlah produk pertanian Palestina diekspor ke beberapa negara, termasuk Perancis.
  4. Beberapa orang mengatakan bahwa rakyat Palestina secara sukerela meninggalkan Tanah Airnya. Tentu saja ini juga kesalahan besar. Sejarawan ‘Israel’, Benny Morris dan Ilan Pappe mengatakan bahwa rakyat Palestina telah diusir dari tanah mereka secara paksa.
  5. ‘Israel’ adalah satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah. Dan ini harus dilindungi. Pada kenyataannya, kata Collon, hukum-hukum yang berlaku di ‘Israel’ justru kontradiksi dengan asas demokrasi. ‘Israel’ adalah rezim yang tidak memiliki hukum yang mendefinisikan dengan jelas wilayah teritorinya. Padahal semua negara di dunia memiliki batasan teritori yang jelas. ‘Israel’ terus melakukan proyek ekspansi tanpa batasan. Hukum ‘Israel’ juga sangat rasis. Mereka menyebut ‘Israel’ sebagai negara Yahudi dimana penduduk nonYahudi tidak dianggap sebagai manusia.
  6. Dikatakan bahwa Amerika berusaha melindungi demokrasi di Timur Tengah dengan melindungi ‘Israel’. Faktanya, bantuan keuangan Amerika ke ‘Israel’ tiap tahunnya mencapai US$3 miliar. Uang ini dipakai untuk membombardir negara-negara tetangga ‘Israel’. Di Timur Tengah, perhatian Amerika hanyalah bagaimana supaya arus minyak tidak terganggu.
  7. Mereka berpura-pura bahwa Amerika mencari kesepakatan antara ‘Israel’ dengan Palestina. Ini juga kebohongan besar. Sejumlah industri senjata Eropa bekerja sama dengan industri militer ‘Israel’ dan mendukung mereka secara finansial. Ketika rakyat Palestina melakukan pemilihan umum untuk memilih pemerintahan mereka, Eropa tidak mengakuinya dan memberikan lampu hijau pada ‘Israel’ untuk menyerang Jalur Gaza.
  8. Ketika seseorang berbicara tentang fakta-fakta ini dan sejarah ‘Israel’ serta Palestina lalu saat ada yang mengatakan bahwa Amerika memiliki kepentingan dalam situasi ini, orang itu akan disebut antisemitisme. Menurut Collon, faktanya adalah ketika kita mengkritisi ‘Israel’, bukan berarti kita telah bertindak rasis atau antisemitisme. Kami hanya mengkritisi sistem pemerintahan yang tidak mengakui kesetaraan antara Yahudi, Muslim dan Kristen serta menghancurkan perdamaian di antara pengikut agama yang berbeda.
  9. Media massa mengatakan bahwa rakyat Palestina adalah penyebab kekerasan dan terorisme. Collon mengatakan, justru militer ‘Israel’-lah yang penuh dengan kekerasan. Demi merampas tanah Palestina mereka tega berbuat kejam.
  10. Isu yang sering mengemuka adalah tidak ada solusi terkait konflik ‘Israel’-Palestina. Menurut Collon, solusi tetap ada. Satu-satunya solusi untuk menghentikan ‘Israel’ adalah tekanan publik terhadap antek-antek ‘Israel’ di Amerika dan Eropa serta belahan dunia lainnya. Dan media massa pun tidak perlu menahan diri untuk memberitakan fakta sesungguhnya tentang Palestina
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar